KETIKA RUMAH TUHAN TERBANGUN.
Hari-hari ini kita sedang focus dengan prinsip Rumah Tuhan,
tentu yang dimaksud Rumah Tuhan disini
bukanlah sebuah bangunan (gedung gereja), organisasi atau kegiatan ibadah,
Rumah Tuhan yang saya maksud ialah
dimana Allah tinggal dan diam di antara kita, Dia Bapa dan kita adalah
putra dan putri-Nya. (Wahyu 21:3-4) ……………..: "Lihatlah,
kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan
mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Rumah Tuhan
adalah konsep Allah dari sejak awal sampai akhirnya, itu sebabnya ada dampak
yang dasyat ketika Rumah-Nya dibangunn, Ada berkat dan perbedaan yang nyata
sebelum dan sesudah bait Allah dibangun.
Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan (Hag 2:18-22) Perhatikanlah mulai dari hari ini dan
selanjutnya — mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan
kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam
lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun
belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!" Maka
datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Hagai pada tanggal dua puluh
empat bulan itu, bunyinya: "Katakanlah
kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku
akan menggoncangkan langit dan bumi dan akan menunggangbalikkan takhta
raja-raja; Aku akan memunahkan kekuasaan kerajaan bangsa-bangsa dan akan
menjungkirbalikkan kereta dan pengendaranya; kuda dan pengendaranya akan mati
rebah, masing-masing oleh pedang temannya.
Tuhan akan menjungkir balikkan tahta dan kekuasaan raja-raja
di dunia pada saat itu dan saya percaya saat itulah apa yang dikatakan oleh
nabi Yesaya 2:2-3 akan digenapi, dimana segala bangsa akan datang
berduyun-duyun ke gunung rumah Tuhan sebab mereka melihat bahwa di rumah Tuhan
ada jawaban untuk mereka. Rumah Tuhan menjaidi harapan bagi dunia yang sedang
tergoncang, dan Allah hanya akan mengggoncangkan kekuasaan dunia ketika
rumahnya sudah terbangun, Apakah kta semua sudah menjadi rumah Tuhan?Apakah
anda siap masuk dalam proses pembangunan rumah Tuhan.
Mengikuti dan menyambut visi pembangunan rumah Tuhan, bukanlah
hal yang mudah saat kita terlibat di dalamnya maka kita akan mengalami berbagai
kesulitan. Proses pembangunan rumah Tuhan
tidak seperti yang kita bayangkan dan kita inginkan
Jika kita berada di proyek pembangunan tentu tempatnya
berantakan, tidak nyaman, berisik, ada potongan-potongan batu, debu beterbangan
disana sini. Dalam pembangunan ada pemotongan. pengikisan, pembentukan,
penghalusan,terkadang bahannya harus dipukul supaya dapar dipasang tepat
seperti yang di inginkan sang kepala tukang. Apakah situasi seperti itu membuat
kita mundur? Tentu saja tidak. Mengapa? Sebab hal itu adalah suatu proses yang
normal. Justru kalau tidak ada kondisi seperti itu, berarti tidak ada proses
pembangunan sama sekali.
Banyak
orang begitu mencari dan menginginkan karunia-karunia, nubuatan, penglihatan dan
kuasa yang besar hal itu tidak ada salahnya,tetapi Allah sedang mencari
orang-orang yang bersedia dibentuk oleh Roh Kudus agar menjadi pribadi yang memiliki karakter Kristus. Saya percaya ketika
Roh Kudus ingin memberikan karuniaNya, Ia akan mencari Pribadi (perabot) yang
memiliki karakter yang mulia.agar Ia dapat menunjukkan diri-Nya pada dunia. Di dalam rumah Allah ada perabot-perabot yang
mulia dan juga perabot-perabot yang tidak mulia seperti yang Paulus katakan dalam 2 Tim 2:20-21, Butuh kasih karunia untuk kita dapat dibangun jadi rumah Tuhan sebab ada proses pemotongan,pemgiskisan dan
penghalusan semuanya itu membutuhkan kekuatan.
TIDAK
PAHIT HATI WALAU DIPERLAKUKAN KASAR DAN
TIDAK ADIL
“Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci
maki; ketika Ia menderita Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada
Dia, yang menghakimi dengan adil”. 1 Petrus 2:23
Hal yang paling
buruk bukanlah kelakuan atau tindakan yang kasar yang kita alami, melainkan
kepahitan yang masuk ke dalam hati sebagai akibatnya. Daud, yang mengabdikan
diri sepenuhnya kepada Saul, dan mau mengambil resiko untuk kepentingan Saul.
Tetapi apa yang Daud alami? ia dituduh, disalah mengerti, hidupnya terancam,
dan reputasinya hancur.Sebenarnya Daud punya alasan untuk menjadi pahit hati
pada Saul dan bangsa Israel yang berbalik melawan dirinya. Dia sama sekali
tidak bersalah. Tetapi ia tidak mau kepahitan menguasai hidupnya. Ketika ada kesempatan
untuk membunuh Saul, yang dapat
mengakhiri perlakuan-perlakuan yang tidak wajar ini, ia tidak mau menjamah Saul
orang yang pernah diurapi Allah.
Yesus dicaci maki
dan dikhianati. Dia yang adalah pencipta dan Juruselamat umat manusia, yang
penuh kasih dan perhatian kepada semua manusia, dicaci maki dan dikhianati dan
diperlakukan seolah-olah Dia seorang penjahat kelas rendah yang melakukan
kejahatan besar. Sekalipun demikian Ia mengasihi dan memberkati musuh-musuh-Nya
sampai pada akhir hidup-Nya.
TIDAK MENGELUH
WALAU DALAM KEMISKINAN DAN KEKURANGAN
Miskin bukan dosa,
juga bukan sesuatu yang luar biasa. Bukan juga sebagai bukti kurangnya iman
seperti yang beberapa orang katakan.tetapi bisa menjadi tanda kemalasan atau
karena tidak bisa mengatur keuangan. Tetapi inipun tidak terlalu benar.
Kadang-kadang orang-orang yang penuh iman menderita kemiskinan sekalipun tidak
ada kesalahan. bagaimana hidup dalam kemiskinan tetapi masih berjalan di dalam
kemenangan. Ini merupakan satu proses belajar. Paulus mengatakan: “Kukatakan
ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah BELAJAR mencukupkan diri dalam
segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan apa itu kelimpahan. Dalam
segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia
bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal
kelimpahan, maupun dalam hal kekurangan.” (Fil 4:11-12) rasul yang memiliki iman inipun menderita
kekurangan! Sama sekali tidak ada hubungannya dengan kualitas imannya.
Kemampuan untuk menjadi miskin dan masih memiliki kemenangan
rahasianya adalah tidak mengeluh. Bersyukurlah dalam segala keadaan, janganlah
mengeluh atau menuduh Allah tidak memperhatikanmu.
Mengalami
kekurangan tanpa ada ketakutan itu berarti percaya kepada kasih-Nya dan
pemeliharaan-Nya, Banyak kesaksian yang
diberikan oleh keluarga-keluarga yang duduk di meja makan tapi tidak ada
makanan. Tetapi mereka mengatakan itu anugerah, dan ternyata Allah memenuhi
kebutuhan mereka.
KAYA TANPA HARUS AROGAN DAN SERAKAH.
Pertanyaannnya
bukan! apakah Allah mamapu memberkati kita? Tetapi pertanyaannya adalah apakah
Saya mampu diberkati oleh Allah? Allah mampu membuat Abraham menjadi seorang
yang kaya karena Ia tahu Abraham bisa menggunakan kekayaannya dengan bijaksana.
Raja Ahab, sebaliknya.Ketika ia
diberkati berlimpah-limpah, ia
tetap tidak puas. Malahan Ia membunuh Nabot dan merampas kebun anggurnya, karena
ketamakan hatinya yang jahat. akibatnya,
penghukuman Allah datang atasnya dan istrinya. Berkat yang hanya sepihak saja (hanya menerima
tanpa memberi) adalah sangat berbahaya. Orang-orang ini tahu bahwa Allah
memberkati mereka supaya mereka bisa memberkati yang lain. Mereka merupakan
kekuatan yang besar bagi kerajaan Allah, dan merupakan penolong yang kuat di
dalam mendukung gereja lokal atau mengirim berita cetakan. Allah mengirim kita
urapan yang lebih ini. Tetapi apakah kita dapat menjaga hati untuk tidak
menjadi tamak dan arogan? Ini juga merupakan sebuah kekuatan yang perlu
dimiliki untuk menjadi bagian dari Rumah Tuhan.
MENERIMA ORANG LAIN TANPA MENGHAKIMI
DAN MENGKRITIK.
Bagaimana kita
dapat melihat orang tanpa ada penghakiman dan kritikan saat kita mendapati
kelemahan mereka? Jika saudara memiliki kasih yang sedemikian rupa sehingga
saudara ingin melihat mereka bisa mengatasi kelemahan-kelemahan didalam hidup
mereka, dan masih tidak mengkritik mereka kalau mereka gagal, Lihat bagaimana
Yesus dengan lembut membela dan berurusan dengan perempuan yang tertangkap
basah ketika ia berzinah. Ia tidak menghukumnya. Ia sudah terhukum di dalam
hatinya sendiri pada waktu ia duduk di depan kemurnian dan kekudusan-Nya. Yesus
tidak mengampuni perzinahannya ataupun setuju dengan kehidupan masa lalunya,
tetapi Ia mengampuni dia dan membawanya melangkah pada langkah kelepasan.
Tidak seorangpun
menginginkan adanya dosa di dalam gereja. Tetapi kita bisa lepas dari semua itu
dengan mengeluarkan dosanya, bukan orangnya. Tak seorangpun dari kita yang
sempurna, tetapi janganlah menyerah terhadap dirimu sendiri, jangan menutupi kesalahan-kesalahanmu dengan
mengatakan, “Saya tidak lebih jelek dari orang lain.” Mungkin ini betul, tetapi
itu tidak akan membawa kelepasan, dan juga tidak akan membuat saudara sadar
akan kebutuhan saudara untuk bisa lebih maju lagi. Kadang- kadang saudara
berpikir bahwa saudara lebih jelek dari orang lain karena saudara tidak tahu
akan persoalan-persoalan mereka yang dalam. Mungkin ini benar dan mungkin juga
tidak, tetapi permasalahannya bukan di situ. Persoalannya adalah bahwa kita
semua harus tahu bahwa kita adalah anak-anak anugerah dan anak kesayangan-Nya,
dan Ia akan menyempurnakan kita pada waktunya. Jangan putus asa terhadap diri
saudara sendiri. Mari kita beri diri kita untuk dibangun menjadi rumah
Tuhan,walau harus melalui proses yang panjang dan menyakitkan secara daging dan
ego kita, tetapi kita tahu akhirnya betapa dampak yang luar biasa akan terjadi
saat rumah Tuhan terbangun. (Hag 2:1-22)